Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Cacat Bawaan Demokrasi "Politik Dinasti"

Membaca cerita pembagian kekuasaan di Klaten, terasa mengelikan. Hal itu tidak jauh dibandingkan dengan Dinasti Kediri. Dimana Sirkulasi kekuasaan hanya melingkar antara para bupati, suami, anak, mantu, adik, keponakan dll. Arisan kekuasaan yang dilegitimasi demokrasi. Buahnya korupsi. Politik Dinasty  telah terlembaga tanpa kerisauan. Inilah cacat bawàan demokrasi. Demokrasi tidak punya sabuk pengaman untuk menyelamatkan tujuannya. Demokrasi tidak punya filter untuk memilah suara terbanyak adalah representasi kebaikan. One men one vote, justru bisa menjadi selaput yang menghalangi, terpilahnya pemimpin berbobot dengan pemimpin abal-abal. Ketika rakyat masih lapar, suara uang adalah segalanya. Ketika rakyat belum melek politik, ketenaran adalah modal pengelabuan.  Ketika rakyat masih terlalu jujur menanggapi janji, maka pengelabuan politik akan terus terjadi. Ketika memori kolektif rakyat terlalu pendek untuk menghukum kejahatan politik, politik dinasti akan tetap subur makmur. Rakya