Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

"KHITTAH" FASILITATOR

Lahirnya fasilitator berawal dari sebuah kebutuhan masyarakat untuk menghantarkan berbagai kepentingan dan masalah yang dihadapi masyarakat dari berbagai keterbatasan masyarakat itu sendiri. Hadirnya seorang fasilitator di harapkan mampu menjembatani hambatan untuk menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat, pada awalnya munculah berbagai upaya masyarakat untuk melakukan menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, akan tetapi tetap saja aspek netralitas untuk menyelesaikan hambatan dan kendala internal dimasyarakat relatif sulit di tangani oleh komponen yang ada di masyarakat karena dianggap tidak netral, di sinilah mulai hadir kebutuhan orang luar  untuk hadir menjadi bagian dari permasalahan masyarakat. Kehadiran pihak diluar masyarakat/ komunitas diharapkan menjadi fasilitator yang dapat mengakselerasi, memotivasi mendorong berbagai upaya menyelesaikan berbagai masalah yang menjadi isue pokok mereka. Kalau kita mengingat-ingat film,sine

BOM WAKTU PNPM

Setiap tahun tahapan sosialisasi dilaksanakan tetapi tidak juga cukup ampuh menarik perhatian masyarakat perdesaan. Mungkin ada yang harus sedikit direvisi dari proses sosialisasi yang ada sekarang dimana fasilitator dibantu oleh pelaku tingkat kecamatan hanya sekadar mengatur jadwal MAD, MUSDES, MUSDUS, Dan pada saat musyawarah juga bersosialisasi sekadarnya memperkenalkan PNPM-MP dengan kata-kata yang hampir sama tiap tahun, sekadar menggugurkan kewajiban yang terpenting satu tahapan tidak terloncati. Selesai! Hal ini akan menjadi bom kegagalan PNPM, dan bom itu terbagi 7 elemen yang bisa meledak dan yang meluluhlantahkan tujuan PNPM. Elemen tersebut adalah sebagai berikut : Pelaku terlalu administrative sehingga terkesan mengabaikan beberapa hal penting asalkan secara pelaporan dapat diserahkan meskipun didalamnya ada bau manipulasi. Karena terlalu administratif ketakutan salah menyebabkan Fasilitator seolah berperan ganda sebagai eksekutor dan ma

MERUBA POLA PIKIR PELAKU PNPM

Ternyata bukan hanya makanan ataupun minuman saja yang membuat orang akan menjadi bosan kalau setiap hari menunya tidak pernah berubah. Begitu juga dengan program kalau setiap tahunya program itu hanya berkutat pada satu kegiatan lama kelamaan masyarakatpun mengalami kebosanan bahkan jenuh. Meskipun namanya berganti-ganti setiap tahun dari tahun 1993 yang disebut dengan Inpres Desa Tertinggal (IDT)   sampai dengan sekarang berganti nama PNPM Mandiri Perdesaan. Berawal dari analisa di Jawa Timur, PNPM Mandiri Perdesaan banyak sekali mengadakan Pelatihan, baik pelatihan bagi Kepala Desa , BPD LPMD, UPK, PL, BKAD, KPMD, TPK maupun   Kelompok masyarakat lainnya. Namun kegiatanya hanya bertumpu pada satu kegiatan yaitu MAD, MAD dan MAD, Musdes, Musdes dan Musdes, Swadaya, Swadaya dan Swadaya, Belum lagi kegiatan pembangunan fisik, fisik dan fisik, lama kelamaan masyarakat juga bosan karena dari kegiatan ini ternyata belum bisa membawa perubahan yang cukup berarti dilingkungan masyar

" Pemberdayaan Harus Transparan Tapi Bukan Berarti Terbuka"

Isu-isu pembangunan semakin lama semakin kompleks, oleh karena itu Pemerintah dan atau steakholder perlu lebih cerdik, lincah dan responsif. Pemerintah melalui pemangku kepentingan perlu bekerja lebih baik, lebih banyak belajar dari pengalaman dan terus menerus meningkatkan diri sehingga mampu beradaptasi terhadap realitas pembangunan yang terus berubah. Seperti halnya Program Pemerintah yang diklaim menjadi program yang paling baik dan sukses seperti   PNPM masih perlu belajar tentang bagaimana harus belajar. Ada beberapa masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam program pemberdayaan adalah tidak adanya akses terhadap informasi terkini yang relevan,   akurat yang dapat dipertanggungjawabkan 100% oleh mereka. Hal ini membuat orang-orang yang terlibat dalam program (maupun orang lain yang tertarik terhadap program-program itu) tidak mampu belajar dari, atau memberikan masukan tentang, pendekatan-pendekatan terbaru pada saat yang tepat. Kenapa