Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2010

Hubungan Kepemimpinan dan Kekuasaan

Hubungan pemimpin dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya, ibarat garam dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang efektif (effective leadership) terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya dari satu sumber, kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement untuk memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang tepat. Refleksi dari kepemimpinan yang efektif, bertanggungjawab, dan terbalutnya hubungan sinergis antara pemimpin dengan yang dipimpin, adalah makna filosofis dari nasehat Rasulullah SAW: “Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab terhadap pimpinannya, seorang Amir (kepala negara) adalah pemimpin dan ia bertanggungjawab terhadap rakyatnya ….” (HR Bukhari & Muslim) Genesis kekuasaan, atau dalam terminologi lain: “jenis-jenis kekuasaan (types of powe

Uang Keadilan

Hidup adalah pilihan, apapun yang kita pilih itulah yang kita pertanggungjawabkan, Tuhan pun tak akan mempermasalahkannya.....Jadi gunakan Kebijaksanaan dalam memilih pilihan itu! Sebenarnya berita tentang kehidupan di bui yang serba enak bukan hal yang baru. Menjadi baru dan heboh karena diberitakan saja. Padahal hal ini sudah lama berlangsung dan terkoordinir dengan rapi. Jadi aneh baru diketahui sekarang dan diberitakan. Masalah fasilitas-fasilitas di bui adalah ladang atau menjadi mata pencaharian orang-orang yang bertugas di penjara. Tentunya ini adalah ladang yang sangat basah sekali. Menurut teman yang pernah berkelana di bui, saat kita menjadi penghuni maka kita akan segera disodori tawaran kelas-kelas fasilitas yang tersedia. Oleh sebab itu bagi orang yang berkantong tebal jadi penghuni di bui adalah justru hal yang menyenangkan dan aman. Bahkan tak jarang yang bisa bebas berlenggang keluar bila ada urusan. Belum lagi masa hukuman pun akan gampang diatur dari dalam penja

KEADILAN YANG TERPENJARAKAN

Ternyata di dalam penjara saja ada strata yang memisahkan para narapidana yang notabene mereka sama-sama membuat kesalahan yang tidak bisa ditolerir. Sungguh suatu kenyataan yang tidak adil Saya melihat bagaimana mewahnya penjara Arthalyta Suryani di Pondok Bambu yang begitu mewah, penuh dengan fasilitas yang membantu dia, mulai dari tempat tidur dari spring bed, kemudian adanya tempat yang luas seperti dia bukan berada di dalam penjara. Jujur saja, saya kecewa dengan perlakuan yang berbeda yang diberikan. Jika dibandingkan ada para narapidana yang melakukan kesalahan yang lebih ringan dibandingkan dengan Arthalyta, tetapi hanya ditempatkan di sel yang sungguh jauh jika dibandingkan dengan sel yang ada atau ditempati oleh Arthalyta di Pondok Bambu, biasanya mereka hanya berada di dalam satu ruangan yang ventilasinya tidak baik dan juga berdesak-desakan satu sama lain sehingga menutupi ruang gerak mereka sendiri.

Ya Allah muiakanlah Islam dan kaum muslimin.

Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin dan hinakanlah kemusyrikan dan para pelakunya, hancurkanlah para musuh agama dan lindungilah daerah kaum muslimin wahai pemilik semesta alam. Ya Allah, berikanlah rasa aman untuk kami di negeri kami sendiri dan perbaikilah para penguasa dan pemimpin kami. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami adalah orang yang merasa takut dan bertakwa kepada-Mu serta mengikuti ridho-Mu wahai pemilik alam semesta. Ya Allah, berilah taufik kepada penguasa kami untuk melakukan apa yang Kau cintai dan Kau ridhoi, bantulah mereka untuk melakukan kebaikan dan ketakwaan, bimbinglah perkataan dan tindak tanduk mereka, berilah mereka kesehatan badan dan afiat. Ya Allah berikan taufik-Mu kepada semua penguasa kaum muslimin agar mengamalkan kitab-Mu dan mengikuti sunah Nabi-Mu, Muhammad – shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan jadikanlah mereka wujud kasih sayang-Mu untuk hamba-hamba-Mu yang beriman. Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketakwaan. Sucikanlah jiwa

Mengenal Dasar-dasar Keimanan

Alhamdulillah wa sholatu wa salaam ‘ala Nabiyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in. Salah satu realita yang cukup memprihatinkan pada saat sekarang ini, adalah kondisi kaum muslimin yang mulai tidak peduli terhadap ajaran agama Islam, terutama terhadap perkara aqidah. Sebagian besar kaum muslimin saat ini lebih disibukkan dengan usaha-usaha perbaikan dan pembangunan fisik, peningkatan ekonomi umat, kesejahteraan kaum muslimin dan lain sebagainya, yang pada hakikatnya seluruh jerih payah tersebut tidak membawa banyak perubahan bagi kaum muslimin. Mereka lupa bahwa perkara yang harus dibenahi pertama kali dari umat ini adalah perkara aqidah dan pembenaran iman. Bukankah perkara yang pertama kali diserukan oleh para rasul Allah kepada umatnya, termasuk Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perkara aqidah? Allah ta’ala berfirman, وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ “Dan sungguh Kami telah mengu

Kredibiltitas Ekonomi Indonesia?????

Profesi ahli hukum sudah lama terpuruk akibat maraknya "markus", praktek jual beli perkara dan kasus-kasus mafia peradilan yang lain. Kemudian disusul dengan rusaknya etika kedokteran karena ada dokter ternyata tidak lebih dari agen pabrik farmasi atau rumah sakit, yang meledak dalam kasus Prita. Maka kini profesi ekonom terancam rusak pula dimata publik, sejak "dijualnya" Indonesia ke IMF dengan ditanda-tanganinya LoI (Letter of Intent) pada tanggal 15 Januari 1998 di Cendana. Mari simak aneka kasus ini : •1. Prof. Tjipta Lesmana : bahan dari internet itu sampah Pernyataan kontroversial ini dikemukakan oleh Prof. Tjipta Lesmana menanggapi sumber dari buku George Junus Aditojondro : MEMBONGKAR GURITA CIKEAS DI BALIK SKANDAL BANK CENTURY Padahal Prof. Tjipta Lesmana itu seorang dosen, dimana beliau harusnya familiar dengan perpustakaan digital dan virtual class yang berbasis internet. Tapi kenapa muncul pernyataan ini ? Mari kita lihat contoh penting su

Saat Sungai Brantas Tercemar, Pabrik Kertas Dompleng Buang Limbah

Saat Sungai Brantas Tercemar, Pabrik Kertas Dompleng Buang Limbah Saat Sungai Brantas tercemar tetes Pabrik Gula (PG) Ngadirejo, ditengarai pabrik ada kertas yang memanfaatkan musibah itu untuk menguras limbahnya. Dengan begitu, biaya pengolahan limbah bisa diefisiensikan. "Pabrik itu mempergunakan kesempatan pada saat air sungai berwarna keruh," ujar Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim, Susianto kepada Kompas di Surabaya, Selasa (14/8). Koordinator lembaga swadaya masyarakat (LSM) Aliansi Peduli Lingkungan Kediri, Taufiq Dwi Kusuma menambahkan, kedua pabrik kertas itu adalah PT Surya Zig Zag dan PT Surya Pamenang. Kedua pabrik kertas itu lokasinya berdekatan. (Kompas, 2001-08-15)

KUHP YANG KEDALUARSA

Kasus pencurian satu buah semangka dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara, tidak hanya mendapatkan kecaman dari masyarakat. Tapi kami juga punya hak untuk ber-suara dengan menganggap kesalahan terdapat pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dan meminta dilakukannya revisi. Meski tindak pidana yang dilakukan Basar dan Kholil secara materil dan formil telah memenuhi unsur pencurian dengan melangagar Pasal 362 KUHP. Meski begitu, penyelesaiannya semestinya dapat dilakukan di tingkat kepolisian. Bobot perkara yang dianggap sangat rendah dan didukung dengan barang bukti yang sangat sepele, semestinya penyelesaian dapat dilakukan atas dasar kemanusiaan. Kalau untuk Basar dan Kholil dikategorikan tindak pidana pencurian biasa memang benar, karena kerugian korban di atas Rp 250. Tapi seharusnya nilai kerugian seperti itu kan semestinya dapat dibicarakan secara kekeluargaan. Tapi saya juga mengakui apa yang dilakukan oleh Basar dan Kholil unsure tindak pidananya memang sudah memenuhi uns