MERUBA POLA PIKIR PELAKU PNPM


Ternyata bukan hanya makanan ataupun minuman saja yang membuat orang akan menjadi bosan kalau setiap hari menunya tidak pernah berubah. Begitu juga dengan program kalau setiap tahunya program itu hanya berkutat pada satu kegiatan lama kelamaan masyarakatpun mengalami kebosanan bahkan jenuh. Meskipun namanya berganti-ganti setiap tahun dari tahun 1993 yang disebut dengan Inpres Desa Tertinggal (IDT)  sampai dengan sekarang berganti nama PNPM Mandiri Perdesaan.
Berawal dari analisa di Jawa Timur, PNPM Mandiri Perdesaan banyak sekali mengadakan Pelatihan, baik pelatihan bagi Kepala Desa, BPD LPMD, UPK, PL, BKAD, KPMD, TPK maupun  Kelompok masyarakat lainnya. Namun kegiatanya hanya bertumpu pada satu kegiatan yaitu MAD, MAD dan MAD, Musdes, Musdes dan Musdes, Swadaya, Swadaya dan Swadaya, Belum lagi kegiatan pembangunan fisik, fisik dan fisik, lama kelamaan masyarakat juga bosan karena dari kegiatan ini ternyata belum bisa membawa perubahan yang cukup berarti dilingkungan masyarakat bahkan hilang tanpa bekas karena tidak adanya pemeliharaan meskipun sebenarnya setiap melakukan kegiatan pembangunan sekaligus juga dibentuk yang namanya BKAD maupun Tim Pemelihara. Meskipun dalam program ini juga ada kegiatan SPP (Simpan Pinjam Perempuan) namun itu semua juga belum bisa menjawab ataupun menyelesaikan permasalahan dimasyarakat justru malah menambah persoalan baru ditingkat masyarakat atau kelompok peminjam, karena hampir semua pemanfaat SPP dikelompok masih bersifat konsumtif jangankan untuk mengembangkan modal tersebut untuk membayar cicilanpun tersendat bahkan macet karena tidak adanya bekal ilmu yang diberikan kepada peminjam.
Sebetulnya ada salah satu cara dari sekian banyak cara yaitu dengan merubah pola pikir pelaku PNPM yang selama ini menganggap bahwa yang namanya pembangunan itu identik dengan kegiatan fisik meskipun sebenarnya makna dari sebuah pembangunan itu sangat luas. Bukan hanya sekedar membangun jalan, gedung dan lain sebagainya namun lebih dari itu. Ada 2 hal yang mungkin bisa menjadi bagian kecil dari lorong yang besar adalah 1. Membangun sumber daya manusianya. 2. Memberi Modal dengan menekankan bahwa modal usaha bukan hanya terbatas pada uang, namun Modal utama dalam berusaha adalah cita-cita atau mimpi. Cita-cita sangat penting sebab cita-cita akan mengarahkan kemana masa depan kita nanti. Itulah Modal kecil dan untung besar yang sesuai dengan keinginan masyarakat.  “Cita- cita adalah soal sederhana, sebagian penduduk bumi ini paling males memastikan cita-citanya, kita tidak akan tahu perjalanan sampai dimana jika kita sendiri tidak tahu kemana kita akan pergi”.
Semoga menjadi jalan keluar yang kecil dari bagian jalan keluar yang besar. “Opick”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Pilar Pemberdayaan Masyarakat

“Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan menganggu keamanan, maka hanya ada satu kata LAWAN”

DAFTAR LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN LEMBAGA NON PROFIT