STRATEGI PENDEKATAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Strategi pembangunan
yang bertumpu pada
pemihakan dan pemberdayaan
dipahami sebagai suatu proses
transformasi dalam hubungan
sosial, ekonomi, budaya
dan politik masyarakat. Perubahan struktural
yang diharapkan adalah
proses yang berlangsung
secara alamiah, yaitu
yang menghasilkan harus menikmati. Begitu
pula sebaliknya yang
menikmati haruslah yang menghasilkan.
Teori-teori ekonomi
makro, yang umumnya
bersandar pada peran
pasar dalam alokasi sumber daya,
serta dengan praanggapan
bahwa kebijaksanaan ekonomi
makro yang tepat
akan menguntungkan semua lapisan
masyarakat, dalam kenyataannya
tidak dapat menghasilkan
jawaban yang memuaskan bagi
masalah kesenjangan. Kekuatan
sosial yang tidak
berimbang, menyebabkan kegagalan pasar
untuk mewujudkan harapan
itu (Brown, 1995).
Oleh karena itu,
diperlukan intervensi yang tepat,
agar kebijaksanaan pada
tingkat makro mendukung
upaya mengatasi kesenjangan yang
harus dilakukan dengan kegiatan yang bersifat mikro dan langsung ditujukan pada
lapisan masyarakat terbawah.
Pemberdayaan masyarakat dapat
dipandang sebagai jembatan
bagi konsep-konsep pembangunan makro dan mikro.
Dalam
kerangka pemikiran itu
berbagai input seperti
dana, prasarana dan
sarana yang dialokasikan kepada
masyarakat melalui berbagai
program pembangunan harus
ditempatkan sebagai rangsangan
untuk memacu percepatan
kegiatan sosial ekonomi
masyarakat. Proses ini
diarahkan untuk meningkatkan kapasitas
masyarakat (capacity building)
melalui pemupukan modal
yang bersumber dari surplus
yang dihasilkan dan
pada gilirannya dapat
menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh rakyat. Proses
transformasi itu harus digerakkan oleh masyarakat sendiri.
Pengertian pemupukan
modal seperti itu
menunjukkan bahwa bantuan
dana, prasarana, dan sarana
harus dikelola secara
tertib dan transparan
dengan berpegang pada
lima prinsip pokok. Pemberdayaan Masyarakat:
Konsep Pembangunan Yang Berakar
Pada Masyarakat
Pertama, mudah
diterima dan didayagunakan
oleh masyarakat sebagai
pelaksana dan pengelola (acceptable);
Kedua, dapat
dikelola oleh masyarakat secara
terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan
(accountable);
Ketiga, memberikan pendapatan yang
memadai dan mendidik masyarakat
untuk mengelola kegiatan
secara ekonomis (profitable); keempat,
hasilnya dapat dilestarikan oleh
masyarakat sendiri sehingga
menciptakan pemupukan modal
dalam wadah lembaga sosial ekonomi
setempat (sustainable); dan
kelima, pengelolaan dana
dan pelestarian hasil
dapat dengan mudah digulirkan
dan dikembangkan oleh
masyarakat dalam lingkup
yang lebih luas (replicable).
Pendekatan
utama dalam konsep
pemberdayaan adalah bahwa
masyarakat tidak dijadikan objek dari
berbagai proyek pembangunan,
tetapi merupakan subjek
dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep
demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai
berikut:
Pertama, upaya itu harus terarah
(targetted). Ini yang secara populer disebut pemihakan. Ia ditujukan langsung
kepada yang memerlukan,
dengan program yang
dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya.
Kedua, program
ini harus langsung
mengikutsertakan atau bahkan
dilaksanakan oleh masyarakat yang
menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang
akan dibantu mempunyai
beberapa tujuan, yakni
supaya bantuan tersebut
efektif karena sesuai
dengan kehendak dan kemampuan
serta kebutuhan mereka.
Selain itu sekaligus
meningkatkan keberdayaan (empowering) masyarakat
dengan pengalaman dalam
merancang, melaksanakan, mengelola,
dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.
Ketiga, menggunakan
pendekatan kelompok,
karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin
sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Juga lingkup bantuan
menjadi terlalu luas
kalau penanganannya dilakukan
secara individu. Karena itu
seperti telah disinggung
di muka, pendekatan
kelompok adalah yang
paling efektif, dan dilihat
dari penggunaan sumber
daya juga lebih
efisien. Di samping
itu kemitraan usaha antara
kelompok tersebut dengan
kelompok yang lebih
maju harus terus-menerus
di bina dan dipelihara secara sating menguntungkan
dan memajukan.
Dalam upaya
ini perlu dilibatkan
semua lapisan masyarakat,
baik pemerintah maupun dunia
usaha dan lembaga
sosial dan kemasyarakatan, serta
tokoh-tokoh dan individu-individu
yang mempunyai kemampuan
untuk membantu.
Sungguh penting
di sini adalah
peningkatan partisipasi rakyat
dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut diri dan
masyarakatnya. Oleh karena
itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan
pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi. Friedman (1992) menyatakan “The
empowerment approach, which
is fundamental to
an alternative development, places the
emphasis on autonomy
in the decision-marking of
territorially organized communities, local self-reliance
(but not autarchy),
direct (participatory) democracy,
and experiential social learning”.
Taufiq
dwi kusuma, SH
Hello Dear, are you truly visiting this web page
BalasHapusregularly, if so afterward you will definitely get good knowledge.
My web blog - e-cigaretter
I always emailed this web site post page to all my friends,
BalasHapusas if like to read it after that my contacts will too.
My weblog; cheap e-liquid nicotine
It's actually a nice and useful piece of information. I am glad that you shared this useful information with us. Please keep us up to date like this. Thanks for sharing.
BalasHapusmy web-site - nicotine juice
thanks for the comments and visit to my web, may be useful
BalasHapus