CALEG " PNPM MANDIRI "

Mungkin kita pernah melihat  iklan  politik.  Salah  satunya  yang menayangkan kampanye. Dalam iklan tersebut dukungan berbagai pihak atas pencalonannya sebagai presiden pada 2014 mendatang. Dalam iklan tersebut,  terselip  pesan  bahwa  PNPM  Mandiri  Perdesaan merupakan program yang dibidani kemunculannya. Sayapun  tertarik  untuk  menelisik  maksud  terselubung  dalam  Caleg - caleg yang berasal dari pelaku PNPM. Sebagai  receiver  pesan,  kita  harus  kritis.  Sebab,  jika  tidak  dipilah  dan  diolah pesan  tersebut  membuat  kita  kehilangan  fakta  yang  sebenarnya.  Dalam kazanah  politik  modern,  voter  harus  semakin  rasional  sehingga  tidak  terjebak dalam  kesalahan  pilihan  figure  pemimpin  politik.  Seperti  kita  tahu,  PNPM Mandiri  Perdesan  merupakan  salah  satu  program  nasional  pemberdayaan masyarakat  terbesar  pasca  reformasi  1998.  Program  yang  dirilis  pada  tahun 2007 lalu,  merupakan  scalling  up  PPK  (Program  Pengembangan  Kecamatan) yang  dilaksanakan  sejak  tahun  1998.  Sejak  1998,  PNPM-Perdesaan  telah dilaksanakan  di  lebih  dari  58%  desa  di  seluruh  Indonesia.  Hingga  2008, program ini menjangkau 42.319 desa termiskin di Indonesia. Pada tahun 2012, program  ini  semakin  meluas  karena  menjangkau  5100  kecamatan,  di  392 kabupaten yang berada di 32 provinsi. Sampai dengan tahun 2014, program ini akan  terus  diberlakukan  mengingat  hasil-hasil  positifnya  yang  begitu  nyata. Mulai    dari    pesatnya    pembangunan   infrastruktur,    peningkatan    layanan kesehatan,  pendidikan  sampai  dengan  ekonomi  melalui  perguliran  pinjaman tanpa  agunan,  tak  bisa  dibantah  bila  PNPM  Mandiri  Perdesaan  menjadi program yang paling diakui masyarakat desa (sasaran). Trend  pemanfaatan  PNPM  Mandiri  Perdesaan  sebagai  modal  mobilisasi massa, telah menggejala di beberapa daerah di Indonesia. Fakta membuktikan, tak  sedikit  pelaku  seperti  Korprov,  Faskab,  Faskec,  dan  pelaku  terkait  lain akhirnya   menduduki  jabatan politik missal sebagai   anggota   DPR/DPRD. Menurut  analisa  saya  ada  beberapa parpol yang  sengaja  ingin  menempatkan kadernya sebagai pelaku PNPM mulai dari tingkat Pusat sampai pada Tingkat Fasilitator. Bahkan lebih mengejutkan lagi sesuai dengan yang dirilis oleh KPU Pusat tentang Daftar Caleg  nama Nurahman Joko Wiryanu, SH  yang  juga  menjabat  Koordinator  Provinsi  Jawa  Timur  masuk  Daftar Caleg DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Timur V dari Partai NASDEM No urut 8. Hal yang seperti inilah yang membuat PNPM menjadi salah kaprah dan menjadi   ajang    “bancakan”   elit   politik.   Selain    hal   tersebut    Direktorat Pemberdayaan  Masyarakat  dan  Desa  (PMD),  Departemen  Dalam  Negeri melakukan “PEMBIARAN” dalam praktek tersebut serta tidak ada tindakan riil / tidak berani memecat oknum tersebut.  Positioning PNPM Mandiri Perdesaan, bukan merupakan hasil kompromi politik golongan tertentu. Sebab, PNPM Mandiri Perdesaan telah diinisiasi sejak tahun 1998 melalui  Program Pengembangan    Kecamatan.    Sebagai    program penanggulangan  kemiskinan,  program  ini   merupakan  jawaban  logis  atas terpuruknya  ekonomi  masyarakat  pedesaan pasca  krisis  tahun  1998.  Respon masyarakat  sangat  tinggi  sehingga  telah  mengundang  kekaguman  berbagai pihak  termasuk  pihak  asing  ditengah  melunturnya  semangat  gotong  royong. Oleh karena itu, adanya tokoh parpol yang mengklaim bahwa program tersebut merupakan hasil karya besarnya, sesungguhnya tidak mendasar pada sejarah yang sebenarnya.  PNPM  Mandiri  Perdesaan  hanyalah  sebuah  nama  program  pemberdayaan karena   sejatinya   masyarakat   sendirilah   yang   memiliki   program   tersebut. Berbasis  istilah  DOUM  (dari,  oleh,  dan  untuk  masyarakat),  PNPM  Mandiri Perdesaan  merupakan  satu-satunya  program  pemberdayaan  yang  berhasil melibatkan  berbagai  pihak  khususnya  masyarakat  miskin  desa,  sungguh  tak pantas  jika  akhirnya  PNPM  diklaim  secara  sepihak.  Semoga  para  politisi  kita tidak  selalu  bernafsu  pada  jabatan  tertentu.  Klaim  sepihak  tanpa  dasar  atas sebuah  program  pengentasan  kemiskinan  merupakan  tindakan  kurang  terpuji dan akan memberi pengaruh buruk bagi sketsa politik masa depan Indonesia. (By; Opick DK)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Pilar Pemberdayaan Masyarakat

“Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan menganggu keamanan, maka hanya ada satu kata LAWAN”

DAFTAR LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN LEMBAGA NON PROFIT